Friday, September 30, 2016

Menyulap Eceng Gondok Menjadi Rupiah


Jika anda pernah melihat, beragam pemanfaatan sampah didaur ulang menjadi sebuah hasil kerajinan yang bernilai ekonomis, dan menghasilkan barang barang yang kreatif dan indah. kini panorama akan menyajikan kepada pemirsa bagaimana seorang ibu bernama Fatriani ini, menghimpun ibu ibu lain, yang bermukim disekitarnya, untuk memanfaatkan tanaman eceng gonok, sebagai bahan baku berbagai macam kerajinan kreatif yang bernilai jual. untuk anda yang penasaran, mari kita lihat proses produksinya.

Eceng gondok adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung, dimana tanaman ini, memiliki kecepatan tumbuh yang sangat cepat, sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya.
Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri, mengapung di air dengan tinggi kurang lebih 40 - 80 cm. Tidak memiliki batang, berdaun tunggal dengan bentuk oval dan berwarna hijau. Selain proses tumbuhnya yang begitu cepat, tumbuhan ini juga tahan terhadap perubahan air, baik itu arus air, temperatur, ketersediaan nutrien, maupun ketidakstabilan pH air, bahkan tahan terhadap racun-racun yang berada dalam air.

Eceng Gondok bisa merusak lingkungan disekitar dan menjadi  penyebab kedangkalan, hal ini karena Eceng Gondok yang sudah mati akan menumpuk sedikit demi sedikit ke permukaan, sehingga seiring berjalannya waktu perairan-pun akan menjadi dangkal, akibatnya akan Mengganggu Lalu Lintas Perairan Bagi para nelayan.
disisi lain, tumbuhan Eceng Gondok akan membuat banyak habitat-habitat baru yang bermunculan, dan bisa menjadi faktor penyebab timbulnya penyakit. dan hal yang paling utama adalah
Merusak Keindahan Perairan.
Namun bagi orang-orang kreatif, membludaknya populasi eceng gondok bukanlah sebuah musibah melainkan sebuah anugrah. Di tangan orang-orang kreatif inilah, eceng gondok dapat disulap menjadi benda-benda yang sangat menarik dan berdayaguna, seperti sandal jepit, tas cantik, alas meja, dan lain sebagainya.

Ibu Fatriani juga terkadang meminta tolong kepada masyarakat di tepi sungai untuk mengumpulkan eceng gondok dan memberikan imbalan yang sesuai. Setelah eceng gondok terkumpul dalam jumlah yang cukup, maka langkah selanjutnya adalah membersihkan bahan ini agar bersih dan tak berbau lagi.

    Setelah dipilah-pilah, enceng gondok mulai dikeringkan untuk menghilangkan kadar air yang terkandung didalamnya.


setelah kering, batang batang eceng gondok ini dipress dengan alat khusus. setelah itu, maka penganyam biasanya membuat pola terlebih dahulu, kemudian memotong agar besaran bahan anyaman seimbang dengan bahan lainnya. pola yang dibuat, dapat berupa pola tas, sepatu, dan aksesoris lainnya.
Menurut fatriani, dirinya mulai merintis usaha kerajinan ini, sejak 2013, berawal dari ide ketika bersama kelompok kerja ibu ibu yang ada disekitar kecamatan tallo tersebut, untuk memanfaatkan tanaman eceng gondok yang melimpah disekitar sungai tempat mereka bermukim.
Fatriani yang kerap disapa Ibu Ria ini, memulai membuat kerajinan berbahan eceng gondok , berawal dari 4 orang saja, dengan kerajinan pertama yakni souvenir wedding, dengan modal 100 ribu rupiah.

Karena bahan baku pembuatan kerajinan ini tersedia dalam jangka waktu yang panjang, didukung sistem pemasaran yang kini sudah merambah ke online shop, sang motivator bagi Ibu Ibu nelayan dari daerah tallo ini optimis, kedepan, ukm mereka akan mampu memberikan kesejahteraan bagi para anggotanya.

Pemirsa, kreatifitas yang dilakukan oleh Fatriani dan Ibu Ibu di Jl.Sultan Abdullah 1 kecamatan Tallo ini, semoga dapat memberikan inspirasi bagi anda, bahwa merintis sebuah usaha, tidak harus membutuhkan modal yang besar, tetapi cukup menggunakan semangat, dan tentunya, kreatifitas.
------------------------
Bagi yang berminat dapat pesan/order antar kerajinan Tas, Sendal, Taplak Meja, Tempat Perhiasan, Kursi Sofa, dll. hubungi :
Ibu Fatriani, CP. 0853 9475 7452

No comments:

Post a Comment